Ceramah: Pentingnya Pendidikan dan Peran Keluarga dalam Mendidik Anak Sebelum ke Sekolah

Ceramah: Pentingnya Pendidikan dan Peran Keluarga dalam Mendidik Anak Sebelum ke Sekolah
Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Muqaddimah (Tulisan Arab)
الحمدُ للهِ نحمدُهُ ونستعينُهُ ونستغفِرُه، ونعوذُ باللهِ من شُرورِ أنفسِنا، ومن سيِّئاتِ أعمالِنا، من يَهْدِهِ اللهُ فلا مُضِلَّ له، ومن يُضْلِلْ فلا هاديَ له. أشهدُ أن لا إلهَ إلا الله وحدَه لا شريكَ له، وأشهدُ أنَّ محمداً عبدُه ورسولُه.
اللهم صلِّ على محمدٍ، وعلى آل محمدٍ، كما صليتَ على إبراهيم، وعلى آل إبراهيم، إنك حميدٌ مجيد. وباركْ على محمدٍ، وعلى آل محمدٍ، كما باركتَ على إبراهيم، وعلى آل إبراهيم، إنك حميدٌ مجيد.
Al-ḥamdu lillāhi naḥmaduhu wa nasta‘īnuhu wa nastaghfiruh, wa na‘ūdzu billāhi min syurūri anfusinā, wa min sayyi’āti a‘mālinā. Man yahdihillāhu fa-lā muḍilla lah, wa man yuḍlil fa-lā hādiya lah. Asyhadu allā ilāha illallāh, waḥdahu lā syarīka lah, wa asyhadu anna Muḥammadan ‘abduhu wa rasūluh.
Allāhumma ṣalli ‘alā Muḥammadin, wa ‘alā āli Muḥammad, kamā ṣallaita ‘alā Ibrāhīm, wa ‘alā āli Ibrāhīm, innaka ḥamīdun majīd. Wa bārik ‘alā Muḥammadin, wa ‘alā āli Muḥammad, kamā bārakta ‘alā Ibrāhīm, wa ‘alā āli Ibrāhīm, innaka ḥamīdun majīd.
Segala puji bagi Allah. Kita memuji-Nya, memohon pertolongan kepada-Nya, dan memohon ampunan kepada-Nya. Kita berlindung kepada Allah dari kejahatan diri kita dan dari keburukan amal perbuatan kita. Barang siapa yang diberi petunjuk oleh Allah, maka tidak ada yang bisa menyesatkannya. Dan barang siapa yang disesatkan oleh Allah, maka tidak ada yang bisa memberinya petunjuk.
Aku bersaksi bahwa tidak ada Tuhan yang berhak disembah selain Allah semata, tiada sekutu bagi-Nya. Dan aku bersaksi bahwa Muhammad adalah hamba dan utusan-Nya.
Alhamdulillah, segala puji bagi Allah Subhanahu wa Ta'ala yang telah menganugerahkan kepada kita nikmat ilmu dan iman. Shalawat serta salam semoga senantiasa tercurah kepada Nabi kita, Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam, kepada keluarga beliau, para sahabatnya, serta kita semua sebagai umatnya yang setia mengikuti ajarannya hingga akhir zaman termasuk yang kita rasakan sekarang ini.
Hadirin yang dirahmati Allah,
Pada kesempatan kali ini, izinkan saya menyampaikan sebuah tema yang sangat penting dalam kehidupan kita, yaitu “Pentingnya Pendidikan dan Peran Keluarga dalam Mendidik Anak Sebelum ke Sekolah.”
Kita semua sepakat bahwa pendidikan adalah kebutuhan pokok bagi manusia. Pendidikan adalah proses untuk mencerdaskan akal, membersihkan hati, dan membentuk kepribadian anak menjadi pribadi yang baik, berakhlak mulia, dan bertanggung jawab. Namun, banyak di antara kita yang lupa, bahwa pendidikan tidak hanya terjadi di sekolah, tetapi dimulai dari rumah.
Pendidikan Dimulai dari Rumah
Para orang tua sekalian, mari kita renungkan sejenak. Siapakah yang pertama kali dikenal anak ketika ia membuka mata? Maka tentunya kita tahu semua pasti bukan guru yang mengajar disekolah dan juga bukan ustadz,serta bukan juga tetangga, karena tidak mungkin anak begitu di lahirkan langsung pergi ke rumah tetangga bermain bersama anak tetangga kita ,akan tetapi yang memelihara dulu dan membesarkan nya sampai dia bisa menandai orang itu,jadi kalau orang orang tuanya memelihara maka dialah yang paling pertama dikenal.Maka, wajar jika Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:
"Setiap anak dilahirkan dalam keadaan fitrah, maka kedua orang tuanyalah yang menjadikannya Yahudi, Nasrani, atau Majusi."(HR. Bukhari dan Muslim)
Artinya, anak-anak kita sangat bergantung pada pola asuh dan pendidikan dari orang yang memelihara dan membesarkannya. Jangan sampai kita sebagai orang yang memelihara dan membesarkannya,hanya menyerahkan sepenuhnya urusan pendidikan kepada sekolah, padahal pendidikan utama dan pertama adalah tanggung jawab kita di rumah.Makanya dikatakan,
Al Ummu madrasatul uulaa, yang berarti ," Ibu atau orang tua adalah sekolah pertama .Jadi sebelum anak mengenal guru dan seluruh temannya maka lebih dahulu,kita sebagai orang tua harus memberikan pendidikan kepada anak khususnya pendidikan agama.
Berapa banyak anak-anak kita yang keluar rumah tanpa doa dari orang tuanya?padahal doa orang tua bagaikan doa Nabi kepada Umatnya.
Dalam Kata Mutiara diingatkan bahwa Doa Orang Tua Kepada Anak
دُعَاءُ الْوَالِدَيْنِ لِوَلَدِهِمَا كَدُعَاءِ النَّبِيِّ لِأُمَّتِهِ
Artinya .Doa orang tua kepada anaknya seperti doa Nabi kepada umatnya.
Kalimat ini meskipun bukan hadis sahih, maknanya sangat dalam dan mengandung kebenaran: bahwa doa dari hati orang tua sangat kuat, penuh keikhlasan, dan dapat menjadi sebab kebaikan hidup sang anak di dunia maupun akhirat.
Adapun Doa orang tua Untuk Anaknya yaitu
اللَّهُمَّ احْفَظْ وَلَدِي وَبَارِكْ فِيهِ، وَاجْعَلْهُ مِنَ الصَّالِحِينَ، وَافْتَحْ عَلَيْهِ أَبْوَابَ الْعِلْمِ وَالْهِدَايَةِ
Ya Allah, lindungilah anakku, berkahilah ia, jadikanlah ia termasuk orang-orang yang shalih, dan bukakan baginya pintu-pintu ilmu dan petunjuk.
Jadi jangan biarkan anak Berangkat sekolah tanpa bekal akhlak dan arahan. Tidak sedikit anak-anak yang lebih banyak mendapatkan pengaruh dari temannya di luar rumah daripada didikan dari guru dan khususnya orang tuanya itu sendiri.
Tantangan Pergaulan Anak Zaman Sekarang
Pergaulan anak di zaman sekarang bukan hanya sekadar bermain dan bercanda. Pergaulan hari ini penuh dengan tantangan dan godaan yang luar biasa. Anak-anak kita terancam oleh pengaruh negatif dari media sosial, tontonan yang tidak layak, pergaulan bebas, dan perbuatan yang menyimpang dari norma agama maupun budaya.
Hadis tentang Memilih Teman
عَنْ أَبِي مُوسَى عَنِ النَّبِيِّ ﷺ قَالَ : مَثَلُ الجَلِيسِ الصَّالِحِ وَالجَلِيسِ السُّوءِ كَحَامِلِ المِسْكِ وَنَافِخِ الكِيرِ ، فَحَامِلُ المِسْكِ إِمَّا أَنْ يُحْذِيَكَ ، وَإِمَّا أَنْ تَبْتَاعَ مِنْهُ ، وَإِمَّا أَنْ تَجِدَ مِنْهُ رِيحًا طَيِّبَةً ، وَنَافِخُ الكِيرِ إِمَّا أَنْ يُحْرِقَ ثِيَابَكَ ، وَإِمَّا أَنْ تَجِدَ رِيحًا خَبِيثَةً
(HR. Bukhari dan Muslim)
Artinya:"Dari Abu Musa, dari Nabi ﷺ bersabda:
Perumpamaan teman yang baik dan teman yang buruk ibarat penjual minyak wangi dan pandai besi. Penjual minyak wangi, engkau bisa mendapatkan minyak wangi darinya, atau membeli darinya, atau setidaknya mencium bau harum darinya. Sedangkan pandai besi, bisa jadi percikan apinya membakar pakaianmu, atau engkau mendapatkan bau yang tidak sedap darinya."
(HR. Bukhari dan Muslim )
Kaitan dengan Tantangan Pergaulan Anak Zaman Sekarang
Hadis ini sangat relevan di era sekarang, di mana anak-anak mudah terpengaruh oleh lingkungan, teman sebaya, dan bahkan “teman” di media sosial. Pilihan teman yang salah bisa menyeret pada pergaulan bebas, kebiasaan buruk, atau perilaku yang merusak masa depan. Sebaliknya, teman yang baik akan mendorong pada kebaikan, akhlak mulia, dan keselamatan dunia-akhirat.
Di sinilah pentingnya mendidik anak sebelum berangkat ke sekolah. Anak harus dibekali dengan nilai-nilai akhlak dan iman agar tidak mudah terpengaruh oleh lingkungan yang buruk. Jangan sampai anak-anak kita menjadi baik karena takut kepada guru, tetapi tidak takut kepada Allah. Sebaliknya, tanamkan dalam hati mereka bahwa Allah selalu melihat mereka, di mana pun mereka berada.
Guru Bukan Malaikat
Hadirin yang dimuliakan Allah,
Banyak orang tua yang berpikir bahwa guru adalah orang yang serba bisa. Di sekolah, guru dianggap sebagai pengganti orang tua, sebagai pendidik utama. Padahal guru juga manusia biasa, memiliki keterbatasan. Guru bukan malaikat yang bisa mengawasi setiap detik dan setiap sudut gerak anak di sekolah.
Guru juga tidak bisa semena-mena bersikap tegas. Ketika guru mencoba menegakkan kedisiplinan, tidak jarang justru dituduh sebagai guru yang keras. Tapi ketika guru membiarkan anak, guru dianggap tidak peduli, kehilangan wibawa.
Guru memberi tugas, dibilang terlalu membebani siswa. Guru tidak memberi tugas, dibilang tidak peduli pada pendidikan. Guru bersikap tegas, dibilang kasar. Guru bersikap lembut, dibilang lemah. Inilah dilema yang hari ini sering dihadapi oleh para pendidik kita.
Maka, mari kita dukung para guru dengan cara mendidik anak dari rumah terlebih dahulu. Jangan hanya melemparkan tanggung jawab kepada guru. Jangan hanya menuntut pihak sekolah. Tapi mari bertanya pada diri kita sendiri, sudahkah kita mendidik anak-anak kita sebelum mereka meninggalkan rumah?
Membangun Sinergi Orang Tua dan Guru
Islam telah memberikan contoh yang jelas tentang pentingnya pendidikan keluarga. Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam adalah pendidik terbaik karena beliau menanamkan nilai-nilai agama kepada keluarganya terlebih dahulu.
Hari ini, kita membutuhkan sinergi antara orang tua dan guru. Jangan biarkan guru bekerja sendirian. Bila pendidikan di sekolah tidak sejalan dengan pendidikan di rumah, maka anak akan bingung, bahkan bisa tidak taat kepada keduanya.Itu disebabkan karena tidak adanya persatuan pemahaman orang tua dan guru.Orang tua di rumah menaru kepercayaan kepada anaknya pergi ke sekolah tapi ternyata tidak sampai di kelas, aneh dan fatalnya lagi kalau dia mengatakan kepada orang tuanya,pak janganmi pergi sekolah pak karena Idak belajar.
Nah, di saat anak mengajukan masukan kepada orang tuanya seperti itu,dan orang tuanya langsung turut dan mengikuti kemauan anaknya, maka disitulah awal dari kehancuran akhlak seorang anak jika tidak teliti dan hati-hati menelusuri benar tidaknya kabar yang disampaikan seorang anak.
Oleh karena itu Mari kita ciptakan suasana komunikasi yang baik antara wali murid dan guru. Tidak perlu cepat saling menyalahkan diantara kedua belah pihak. Mari saling memahami dan saling bekerja sama. Jika anak berbuat salah, mari bersama-sama memperbaikinya, bukan malah saling menyalahkan siapa yang lalai.
Peran Ayah dan Ibu Sangat Penting
Jangan lupa pula, bahwa pendidikan tidak bisa hanya dilakukan oleh ibu saja. Ayah juga memiliki peran yang sangat penting. Banyak anak yang kehilangan panutan karena ayahnya sibuk bekerja dan tidak punya waktu untuk mendidik.
Padahal kehadiran ayah sebagai figur pemimpin, pembimbing, dan pendidik sangat berpengaruh dalam membentuk kepribadian seseorang anak. Bahkan dalam Al-Qur’an, Allah menceritakan bagaimana Nabi Ibrahim mendidik anaknya dengan lembut, sabar, dan penuh kasih sayang.
Jadi, baik ayah maupun ibu, keduanya harus terlibat aktif dalam mendidik anak, terutama sebelum anak keluar rumah.
Sebagai kesimpulan dan sekaligus Penutup
Bahwa Pendidikan bukan hanya sekadar membaca dan menulis. Pendidikan adalah membentuk kepribadia dan watak manusia yang utuh — berilmu, beriman, dan berakhlak mulia. Dan semua itu harus dimulai dari rumah.
Sebelum anak-anak kita melangkahkan kaki ke sekolah, pastikan mereka telah mendapatkan bekal doa, bekal iman, bekal akhlak, dan bekal kasih sayang dari orang tuanya. Sekolah hanyalah tempat pelengkap, bukan tempat utama. Jangan biarkan guru bekerja sendirian, karena guru juga manusia biasa. Mari kita bersama-sama, orang tua dan guru, membentuk generasi yang beriman, berilmu, dan berakhlak mulia.Tanpa pendidikan yang berwala dari keluarga berlanjut di sekolah maka kita anak,kita akan terbawa arus pergaulan teman yang tidak menentu kearah mana yang akan dituju.Sehingga cita- cita dan harapan bisa mengecewakan dan menyedihkan ,itu karena tidak sesuainya harapan dan kenyataan.
Semoga kita semua dimampukan oleh Allah untuk menjadi pendidik terbaik bagi anak-anak kita, baik di rumah maupun di sekolah.
Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Sumber.alhikmacinong.blogspot.com
.
Komentar